Selasa, 01 Maret 2011

Sistem Rem Mobil


Jumat, 18 Februari 2011 16:25 WIB     
Tanpa rem, kita tak akan bisa berkendara dengan mobil karena akan terlalu berbahaya. Itu sebabnya perkembangan sistem rem menjadi bagian integral dari kemajuan teknologi otomotif.

Saat ini, kita dengan santainya tinggal menginjak rem jika hendak memperlambat kendaraan. Tak perlu takut rem mengunci karena sudah ada ABS, tak perlu khawatir blong mengingat material remnya sudah hebat. Cukup menginjak dengan tenaga sedikit saja karena ada sistem hidraulis yang membantu kekuatan pengereman.

Selain itu ada sederet fitur elektronik lain yang siap membantu kerja rem agar semakin efektif, dan dapat menghentikan kendaraan secara aman.

Balik ke 120 tahun lalu, sistem rem begitu sederhana. Sistem ini hanya berbentuk balok kayu yang melalui tuas ditempelkan ke roda sehingga menimbulkan gesekan untuk memperlambat kendaraan. Sistem ini bahkan lebih sederhana daripada rem sepeda mini.

Tentu saja saat itu rem tadi dianggap cukup karena kecepatan kendaraan pun sedemikian rendahnya, bahkan lebih pelan daripada seseorang yang berlari. Tapi seiring meningkatnya teknologi dan kecepatan, mau tak mau rem pun mengalami evolusi.

Baru pada 1902, atau sekitar 17 tahun setelah mobil bermesin pertama dibuat, timbul kebutuhan akan rem yang lebih memadai. Louis Renault disebut sebagai salah satu pionir rem teromol. Rem model drum dengan sepatu rem di dalamnya, membuat sistem pengereman ini sangat efektif di zamannya.

Masih di tahun sama, William Lanchester dari Inggris mematenkan jenis rem baru yakni cakram. Modelnya lebih sederhana dan mampu membuang panas lebih cepat.

Sayangnya, konsep itubelum bisa diterima di masanya. Bentuk rem terbuka membuat debu mudah mengotori sepatu rem, lagipula ketika itu belum diperlukan rem yang mampu melepas panas secara cepat. Alhasil, hampir semua mobil di dunia menggunakan rem teromol.

Perkembangan Teknologi
Memasuki era 1910-an, kegilaan orang akan balap mulai berkembang. Sistem rem pun lantas mengalami lompatan signifikan di 1918 ketika Malcolm Loughead, salah satu pendiri Lockheed Aircraft Corporation menemukan sistem hidraulis.

Memanfaatkan hukum bejana dari Bernoulli, Sistem rem hidraulis memungkinkan kita mengerem dengan tenaga injakan pedal lebih sedikit.

Memasuki era 1950-an yang banyak disebut sebagai era keemasan dunia otomotif pasca Perang Dunia, kecepatan mobil semakin menggila. Di saat inilah pabrikan mobil teringat kembali akan penemuan William Lanchester yakni rem cakram. Chrysler pun menjadi pabrikan pertama yang mengaplikasikan rem cakram yang digabung dengan sistem hidraulis.

Sejak saat itu perkembangan teknologi rem agak tersendat karena sudah dianggap memadai. Butuh sekitar 20 tahun untuk menyadari bahwa sistem pengereman mobil memiliki cacat bawaan yang mengerikan.

Saat direm keras hingga mengunci, mobil tidak akan bisa dikendalikan sama sekali. Fenomena ini merenggut banyak nyawa sampai akhirnya ABS ditemukan.ABS di keempat roda yang dikendalikan penuh oleh komputer pertama kali hadir di Mercedes Benz S-Class pada 1978. Dan era pengereman modern berbasis komputer pun dimulai.

Peranti elektronik lantas banyak memainkan peranan penting dalam memaksimalkan sistem rem. Kehadiran EBD (Electronic Brake- Force Distribution) makin menyempurnakan ABS dengan membagi daya pengereman sesuai kebu tuhan masing-masing roda.

Bahkan memasuki 1990an, sistem pengerem an dipakai sebagai salah satu perangkat penunjang sistem kontrol kestabilan. Saat mobil tidak terkendali, komputer akan mengaktifkan rem secara individual untuk mengembalikan posisi mobil.

Dan sekarang, kita ting gal menikmati hasil jerih payah para penemu teknologi rem. Berkendara pun semakin nyaman dan aman.

Tipe rem berdasarkan bentuknya
Dilihat dari bentuk dan cara kerjanya, ada 4 jenis rem yang dikenal dan diaplikasi di berbagai jenis kendaraan.

1. CAKRAM
Rem ini berbentuk piringan dengan sepatu rem menjepit piringannya. Rem ini sekarang paling populer karena sanggup melepas panas dengan cepat. Tapi ia memiliki kelemahan, yakni butuh daya tekan kampas rem yang lebih kuat untuk menghasilkan friksi seperti rem teromol.

2. TEROMOL
Mengapa rem teromol tak pernah usang? Hal itu karena jenis ini memiliki keunggulan pada daya pengeremannya nan hebat. makanya rem teromol banyak digunakan di kendaraan berat seperti truk atau bus. Kemampuan melepas panasnya memang tak sebaik cakram, tapi konstruksi tertutup membuatnya lebih terlindung dari kotoran.

3. MESIN
Sering disebut juga dengan engine braking, rem ini memanfaatkan gesekan mekanikal dan hambatan tekanan silinder untuk memperlambat mobil saat pedal gas dilepas. Mengingat kecilnya efek pengereman ini, makanya fungsi engine braking hanya sebatas membantu kinerja sistem rem utama.

4. ELEKTROMAGNETIK
Bila pada sistem rem cakram dan teromol, energi kinetik diubah menjadi energi panas, sistem elektromagnetik mengubah energi kinetik menjadi listrik. Caranya dengan memanfaatkan putaran roda untuk memutar dinamo yang menghasilkan listrik. Hambatan dari medan magnet dinamo inilah yang juga melambatkan kendaraan. biasanya sistem ini ada sebagai pendukung di mobil listrik.

FAQ 
Apa tanda sepatu rem harus diganti?
Paling mudah adalah mendeteksi bunyinya. Kampas tipis akan mengakibatkan metal bergesek dengan metal yang menimbulkan bunyi decit saat diinjak. Tapi seandainya tak berbunyi, ikuti jadwal penggantian sepatu rem sesuai buku servis.

Mengapa rem ABS bergetar? Apakah ini pertanda rusak?
Tidak. Saat direm keras, getaran itu menandakan sistem ABS justru sedang bekerja efektif memompa rem supaya tidak mengunci. Jadi saat pengereman darurat, jangan angkat pedal rem ketika ABS membuat getaran.

Bolehkah mengganti kampas rem khusus balap untuk mobil standar?
Sangat tidak dianjurkan. rem kompetisi atau khusus balap memang memiliki daya pengereman lebih baik, namun itu dicapai di suhu tinggi. Pada mobil standar dengan penggunaan harian, suhu itu tidak akan tercapai dan akibatnya daya hambat rem lebih rendah sehingga justru menjadi berbahaya.

Bolehkah menggunakan rem tangan untuk membantu pengereman?
Boleh, jika kendaraan sudah berhenti. Tapi selama masih bergerak, penggunaan rem tangan akan menimbulkan bahaya. daya rem lebih besar di belakang akan membuat mobil mudah melintir. Penggunaan rem tangan saat bergerak hanya dianjurkan saat rem utama gagal berfungsi. itu pun harus ditarik secara lembut untuk menghindari ban belakang mengunci.

1 komentar:

  1. wah bagus nih om,ane baru nemu postingan selengkap ini,oh ya om ane ada problem tentang pasang koil dng resistor eksternal,ane gak tau kabel2 mana aja yg ke kutub + dan - resistor dan kabel yg ke kutub + dan - yg ke koil,tolonging dong om dishare,biar mobil ane bisa kepake,oh ya mobil ane masda trendy,thank pencerahannya

    BalasHapus